Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan 6 Agustus tahun 610 masehi, diwaktu Nabi Muhammad saw sedang bertahannuts di gua Hira, datanglah Malaikat Jibril as. membawa Wahyu dan menyuruh Nabi Muhammad saw untuk membaca, katany " bacalah". Dengan terperanjat Muhammad saw menjawab : " aku tidak dapat mambaca " . Lalu beliau direngkuh beberapa kali oleh M,laikat Jibril as hingga nafasnya sesak, lalu dilepaskan olehnya seraya diserunya membaca sekali lagi :" Bacalah " teapi Nbi Muhammad tetap nenjawab : " aku tidak dapat membaca ". Begitulah keadaanya berulang-ulang sampai tiga kali, dan akhirnya Muhammad berkata : " apa yan kubaca ".
Kata Jibril:
Bacalah dengan nana Tuhanmu yang menjadikan. Yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu teramat Mulia. yang mengajarkan dengan pena (tulis baca). Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak dikewtahuinya.
Pada saat menerima pengangkatan menjadi Rasul ini, umur beliau mencapai 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut tahun Matahari (syamsiah). setelah menerima Wuhyu itu beliau terus pylang kerumah dalam keadaan gemetar, sehingga minta diselimuti oleh istrinya, Sitti Khatijah.
Istri yang patuh dan setia itu segera menyelimutinya. Setelah aga reda cemasnya, maka maka diceritakannya kepada istrinya segala yang terjadi atas dirinya denga perasaan cemas dan khawatir. Tetapi istri yang bijaksana itu sedikitpun tidak memperlihathan kekhawatiran dan kecemasan hatinya bahkan dengan khidmat ia menatap muka suaminya. seraya berkata: "bergembiralah hai anak pamanku, tetapkanlah hatimu,demi Tuhan yang jiwa Khatijah didalam tangan-Nya, saya berharap engkaulah yang akan menjadi Nabi bagi umat kita ini. Allah tida akan mengecewakan engkau; bukan kah engkau yang senantiasa berkata benar yang selalu menumbuhkan tali silahturrahim, bukankah engkau yang senantiasa menolong anak yatim, memuliakan tetamu dan menolong orang yang ditimpa kemalangan dan kesengsaraan?" Demikian Sitti Khatijah menentramkan hati suminya.
Karena terlampau lelah setelah mengalami peristiwa besar yang beru terjadi itu, maka beliupun tertidur. Sementra itu Sitti Kjhatijah pergi kerumah anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang yang tida menyembah berhala, talah lama memeluk agama Nasrani dan dapat menulis dengan bahasa Ibrany, telah mempelajari dan telah menyalin kebasa Arab isi kitab Injil dan Taurat, usianya sudah lanjut dan matany sudah buta, lalu diceritakan oleh Sitti Khatijah atas apa yang terjadi atas suaminya.
Setelah didengarny cerita Sitti Khatijah itu lalu ia berkata : " Qudus, qudus, demi Tuhan yang jiwa Warakahdidalam tangan-Nya, jika engkau membenarkan aku, ya Khatijah, sesungguhnya telah datang bkepadanya (Muhammad) namus akbar ( petunjuk yang maha benar ), sebagai perenah datang kepada Nabi Musa as dia sesungguh nya akan menjadi Nabi bagi umat kita ini. Dan katakanlah kepadanyanya hendaklah tetap tenang!"
Sitti Khadijah kemudian kembali kerumahnya, lalu dicertakannya apa yang dikatakan oleh Waraqah bin Nufal kepadad Rasulullah dengan kata-kata yang lemah lembut yang dapat menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran Rasulullah.
Di dalam kitab-kitab Tarikh diriwayatkan, bahwa setelah badan Nabi Muhammad saw kelihatan telah segar kembali dan telah kembali seperti sediakala, suaranya sudah berangsur terang, maka Khatijah mengajak Nabi untuk segera pergi menemui waraqah bin Naufal dirumahnya, dengan maksud hendak bertanya lebih lanjut tentang peristiwa yang telah menimpa diri Nabi yang terjadi dalam gua hira itu.
Sesampainya Nabi bersama Khatijah dirumah Waraqah bin Naufal, lalu satu sama lain menyampaikan kehormatannya. kemdian Waraqah berkata: "Kudus, kudus! Hai (Muhammad) anak saudaraku,itu adalah rahasia yang paling besar yang pernah diturunkan Allah kepada Nabi Musa as, wahai kiranya aku dapat menjadi muda dan kuat, semoga aku masih hidup, dapat melihat, ketika engkau dikeluarkan (diusir)kaummu".
Nabi setelah mendengar perkataan Waraqah yang sedemikian itu, lalu beliau bertanya: " apakah mereka (kaumku) akan engusir aku?"Waraqah menjawab: "Ya, semua orang yang datang membawa sepertia apayang engkau bawa ini, merka tetap dimusuhi. Jika aku masih menjumpai hari dan waktu engkau dimusuhi itu, akua akan menolong engkau dengan sekuat tenagaku."
Dengan keterangan Waraqah itu, Nabi pun merasa mendapat keterangan dan penjelasan yang jelas tentang peristiwa yang baru dialaminya itu. Juga Khatijah memegang teguh keterangan-keterangan Waraqah itu, dan memang itulah yang di nanti-nantikan selama ini, berita gembira tentang keangkatan suaminya menjadi Rasul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar